sumber gambar : AliExpress/ledertek/google.
Apa karena gelap mata ini
sulit terlelap? Bukankah gelap membuat lelap? Entahlah rasanya aturan itu tak
berlaku untuk makhluk nokturnal. Bagi mereka yang nokturnal gelap adalah awal
hari. Dimana energi masih sangat besar untuk memulai semua petualangan. Sepertinya
mata berminus ini menganut aliran nokturnal. Tiada lelah terpancar
darinya,meski yang dipandangi hanya tembok putih penuh coretan pensil berwarna-warni
yang terlihat indah meski hanya terkena sorot lampu dari ruangan sebelah. Coretan
berupa garis yang semrawut hingga bentukan menyerupai mobil, bus, helicopter,
rumah, dan hewan yang jauh dari bentukan aslinya memenuhi dinding ruang yang
cukup menampung dua tempat tidur dengan ukuran besar dan sedang. “Hmmm, selamat
datang malam.” Sekedar sapaan kulontarkan dengan malas sambil turun dari tempat
tidur dan dijawab sayup-sayup dengkuran yang naik turun dengan teratur. Entah sejak
kapan badan ini menjadi pengikut burung hantu, ingin rasanya berhenti. Tapi mungkin
belum malam ini.
Basuhan air dingin menambah
segar wajah yang menolak untuk beristirahat. Ia malah menuntut dibersihkan
untuk menyambut hari. Baiklah tak mengapa, lagipula dengan sering mencucinya
akan terhindar dari penuaan dini. Itu sudah menjadi momok tersendiri bagi
wanita yang sudah masuk kategori usia dewasa matang, ditambah suka gentayangan
di malam hari. Akhirnya setelah memenuhi semua keinginan di kamar mandi, maka
keinginan di dapur mulai menuntut. Sebilah pisau bergagang hitam mengukir seruas
jahe berukuran lebih besar dari ibu jari. Setelah dicuci, jahe itu diremukan
dan berakhir melayang-layang di dalam panci berisi air yang sudah bertanggar di
atas nyala api. Tak lama aroma jahe mulai menyeruak dari panci yang tengah
bergolak. Air jahe itu pun kemudian berpindah tempat ke dalam mug putih yang
cukup tinggi. Dua sendok gula cukup membuatnya manis. Terlalu banyak gula akan
menelan rasa jahenya, dan itu bukan seleraku. ” Selamat minum.” Lagi-lagi mulut
ini bicara sendiri tanpa butuh jawaban. Akan jadi sedikit horor jika ada yang
tiba-tiba menjawab.
Terduduk di sudut kanan
bawah tempat tidur adalah tempat terbaik untuk menyesap air jahe yang masih
mengepul, karena berdekatan dengan meja.
Dari sudut itu pula, dua lelaki yang aktif melukis hidup ini terlihat
jelas. Sungguh benar rupanya, bahwa darah memang lebih kental dari air saat
menonton mereka terlelap menggenggam mimpi. Posisi tidur dengan tangan dibawah
telinga, menghadap ke kanan, mulut sedikit terbuka, sesekali tangan lainnya
akan menggaruk telinga, semua sama persis. Namun masih ada satu hal lagi yang
terlewat, “Jangan lupa rapat kemarin ya, lari ya?”. Suara ini sudah menemani
selama sewindu dan hal yang biasa jika berbunyi tiba-tiba di tengah malam tanpa
sadar. “Oh begitu.” Rupanya si kecil menimpali kalimat ayahnya malam ini,
membuatku terkikik menahan geli sambil menutup mulut. Pemandangan seperti ini
menjadi hiburan tersendiri dalam sunyi. Namun juga menghadirkan tanya, apakah
mereka bahagia dalam membersamaiku? Apakah diri ini sudah memberikan yang
terbaik bagi kebahagiaan mereka? Ah inilah
efek melankolis masih terjaga hingga lewat tengah malam. Membuat mata mudah
berkaca-kaca dan hati menjadi galau nelangsa, larut dan tenggelam dalam asa
hingga memakan waktu tanpa terasa.
Pukul 02.30 dini hari, air
jahe rupanya mulai membuahkan hasil membawa kantuk masuk ke dalam ruang yang
temaram. Mata yang juga bersilinder lebih dari dua pun mulai terasa berat. Menguap
mulut ini lebih dari tiga kali pertanda baik untuk segera tidur. Suasana hati,pikiran,
dan ruangan sudah kondusif untuk menjemput mimpi. Subuh kali ini bisa kulewati
karena sedang dapat cuti shalat. Bangun sedikit terlambat menjadi bonus di hari
ini. Perlahan tubuh yang mulai lelah terbaring di samping lelaki mungil
penggemar kereta api. Pipinya yang mengemaskan kujadikan sasaran kecupan
sebelum tidur. Tak lupa mulut yang sudah menghabiskan satu mug tinggi air jahe
ini, komat-kamit melantunkan doa.”Selamat pagi dan selamat tidur.” Pekikku perlahan.
Sambil menjemput lelap, dalam hati berharap mata panda tak akan terlihat di
pagi yang ceria. Namun jikalau masih ditemui, apa daya?! Sebutan panda nokturnal
sudah melekat padaku sejak lama.
#onedayonepost
#tantangan1fiksi
#kelasfiksi
Ikut mellow bunda. Hehehe...
BalasHapusIya nih, duh mata panda. #eh :D
Hehe, makasih mba Nia udah mampir
BalasHapusSukaa..deskripsinya apik😍😍
BalasHapusTerimakasih mba sudah mampir😊
HapusSaya klo mau cepet tidur baca buku. Belom dua lembar udah tepar duluan 😁
BalasHapusSaya pernah coba begitu, tp kalo pas baca dan penasaran saya malah baca smp in pagi dan ga jd tidur😅
HapusHahaha, jadi ini ya sebabnya sering setor tengah malem 🤣 Toss dulu ah bun 😍
BalasHapusTos, sesama mata panda 😁😘
HapusWah.. Keren bun..😎😎😎 aku juga mata panda..😥 walaupun bukan masuk golongan nokturnal sih.. Kenapa ya?
BalasHapusSering kelelahan sm kecapekan kali mba 😊
BalasHapusHidup mata panda!!! ✊✊✊
BalasHapushidup ^_^
BalasHapus