Senin, 12 Maret 2018

Trio Aji-Aji Bagian 7


sumber gambar: B-one/google
“Sudah saatnya kamu mati Nyi, kamu sudah terlalu lama hidup dan jadi penghalang.”

Sosok tampan berjubah biru laut dengan rambut sebahu, tersenyum menghadap si Hitam dan berkata-kata, senyumnya lebih pantas disebut seringai dendam yang puluhan tahun dipendam.

Nyi Ratu tersentak begitu masuk ke ruang prakteknya melihat sosok pria tampan yang sudah lama tak dilihatnya.

“Arya Pasangti?” sebut Nyi Ratu

“Teteh... ah maaf, Nyi Ratu.” Jawab pria bernama Arya Pasangi, lalu mencium tangan Nyi Ratu dengan takjim.

“Apa hal gerangan yang membawamu kemari?” Nyi Ratu kemudian duduk di tempat biasanya.

“Ah, aku khawatir denganmu Nyi Ratu, kudengar banyak musuh yang mendatangimu karena Kujang Ki Galung.”  Arya Pasangti kemudian duduk berhadapan dengan Nyi Ratu.

“Kamu tidak perlu khawatir, lagipula kujang itu bisa memilih pemiliknya sendiri, aku hanya dititipi sementara waktu saja.” Senyum Nyi Ratu terukir dan menunjukan raut wajah tenang.

“Nyi Ratu, sebentar lagi masuk purnama darah, Nyi Ratu sudah barang tentu tidak lupa, pada perjanjian kakang Pasang.”

Nyi Ratu tertegun, adik iparnya mengingatkan rentang waktunya yang semakin sempit.

“Tentu saja aku ingat Arya, aku tidak mungkin lupa akan hal itu.” Tandas Nyi Ratu

“Ah begitukah? Syukurlah kalau begitu, panggil saja aku kalau Nyi Ratu butuh bantuan.”
Arya Pasangti kemudian memegang perut sebelah kirinya dan meringis.

“Ada apa Arya? Apa kau sedang terluka?” nada cemas keluar dari mulut Nyi Ratu

“Ah sebenarnya iya, kemarin aku bertemu Kebo Tanding di Galunggung dan ia mengira aku menginginkan posisi kuncen, dia menyerangku dengan ajian brathapanajang.” Keluhnya

“Ah begitu rupanya, Kebo Tanding memang suka gegabah dan terburu-buru, biar kuobati dirimu.”

Mendengar Nyi Ratu berbicara seperti itu Arya Pasangi tersenyum senang dan merasa menang, karena itulah yang diharapkannya.

Nyi Ratu mulai membakar kemenyan, lalu meminum kopi hitam, setelah itu mulai membaca mantra penawar. Bunga Kantil dibakarnya dalam kemenyan, lalu dicelupkan ke dalam air dan dibacakan mantra lagi.

Setelah selesai mengucap mantra terakhir ia pun memberikan segelas air penawar yang dibuat untuk Arya Pasangi.Ah

Dalam satu tegukan saja Arya Pasangi meminum ramuan itu.

“Ah, beruntung aku mempunyai saudara ipar yang sakti seperti Nyi Ratu, aku bisa langsung disembuhkan ketika terkena aji-aji. Terimakasih Nyi.” Ucapnya dengan raut wajah

Nyi Ratu hanya tersenyum saja melihat adik iparnya senang. Tak lama Arya Pasangi pamit undur diri, dan menghilang di depan Nyi Ratu, yang tersisa hanya asap sisa ajian Arya Pasangi.

Merasakan hal yang aneh dalam tubuhnya, Nyi Ratu terhenyak terkejut.

“Arya Pasangti, kau...” Ada nada marah dalam perkataan Nyi Ratu, ia memegangi dadanya, lalu pergi meninggalkan ruang praktek.

“OMG! Nyi Ratu diracun, gimana ini?!” Seru si Ntal

“Dasar pikasebeleun, Nyi Ratu diracun lewat saya lagi.” Keluh si Hitam

“Memang ya jaman now itu yang namanya racun dunia bukan hanya kaum hawa tapi kaum adam juga.” Ujar si Ntil.

“Yah inilah yang orang-orang bilang akhir jaman, saling bunuh antar kerabat dan saudara sudah jadi headline di media, jangankan antar saudara, anak kandung bunuh ibunya pun sebaliknya, bayi baru lahir dibunuh paling bagus dibuang, ayah bunuh anak, anak bunuh ayah, saling bacok antar warga dan tetangga, nyawa itu udah kagak ada harganya,ckckckc.” Tutur si Nyan

"Tenang, masih banyak yang berharga di dunia ini." Ujar si Hitam

"Apaan coba?" Tanya si Ntil.

"Barang diskon di mall ! Saking berharganya diburu banyak orang, heuheuy deudeuh!"

Mereka pun akhirnya tertawa terpingkal-pingkal seperti biasanya, meskipun mereka menaruh cemas pada Nyi Ratu.

“Racun Pathigeni, Arya Pasangi memang berniat membunuhku, kau tak akan aku ampuni! Uhukk.” Nyi Ratu terbatuk mengeluarkan darah
Bersambung.
pikasebeleun : menyebalkan
#tantangancerbung
#onedayonepost
#odopbacth5
#bismillahlulus












1 komentar:

  1. T_T
    Semoga Nyi Ratu segera pulih.
    Bener banget si Nyan. #benar-benarakhirzaman

    BalasHapus