sumber gambar : B-one/google
“Lembur lagi ah,
lembur lagi, ku tak mau terus begini.” Dendang si Kantil dengan nada salah satu
lagu dangdut berjudul mabuk judi.
“Hobbba! Tarik
Mang.” Sorak si Hitam seperti yang sedang menonton konser dangdut.
“Sejak kedatangan
Ki Galung kemarin, kita jadi begadang terus setiap malam, sudah hampir tujuh
hari tujuh malam, padahal kata Bang Haji Roma bergadang jangan bergadang… kalau
tiada artinya…bergadang boleh saja a a a, kalau ada perlunya.” Rupanya si Nyan
juga tak tahan ikut berdendang.
Mereka pun sibuk
menggelar konser dangdut bersama mulai dari lagu mabuk judi, bergadang, piano,
hingga keramat, lalu terdenngar suara petir yang menggelegar menyambar halaman
rumah Nyi Ratu.
“Apaan tuh! “ Seru
si Kantil kaget dengan gaya Haji Jaja Miharja.
“Ah moal salah deui ieu mah ‘kiriman’
tapi beda kelas dengan yang datang 7 hari belakangan ini.” Terka si Hitam.
“Na’am, ente bener
kayaknya ini kelas kakap yang datang, Nyi Ratu bakalan tandingan semalem suntuk
kalau begini. Senjata kujang milik Ki Galung memang keramat banyak peminatnya,
padahal tahu peminat tinggi begini bisa dilelang lewat on-line shop, kalau cocok baru COD-an,
ane mau dah jadi adminnya. Jaman now
kan jamannya on-line, kurang inovasi,
ckckckck.” Tutur si Nyan.
“Mereka itu
senangnya silaturahmi, saling kirim, ketemuan, mereka itu tidak suka yang
namanya dunia maya.” Bela si Ntil
“Euleuh-euleuh
lucu atuh ari kitu mah, makhluk maya tapi tidak suka dunia maya, mereka lebih real daripada orang dunia maya, betul
apa betul?” Kelakar si Hitam
Tawa pun pecah
ditengah-tengah mereka yang langsung terhenti begitu Gito masuk dan membawa si
Kantil keluar, lalu si Hitam, dan Si Nyan bergantian.
Nyi Ratu terlihat
sudah berdiri berhadap-hadapan dengan seorang lelaki paruh baya mengenakan
jubah berwarna perak dan kuning.
Rambut lelaki itu
separuh hitam separuh putih menjuntai hingga ke pinggang. Matanya tajam
mengkilat-kilat. Ada luka codetan di atas pelipis wajah membuat tampilannya
menyeramkan.
“Wah ini mah bukan
‘kiriman’ yang datang tapi yang ngirim langsung yang datang, betul apa kata
kamu Ntil, mereka senang silaturahmi.” Bisik si Hitam pada kepada kedua
temannya.
Si Nyan dan si
Ntil mengiyakan sambil mengulum senyum, menyaksikan Nyi Ratu dan ‘si pengirim’
saling bincang.
“Lama tak jumpa
kita Nyi Ratu.” Suara parau milik lelaki codet itu menyapa.
“Benar Ki Guntur,
lama sekali kita tak jumpa, namun ada gerangan apa Ki Guntur bertandang ke
gubuk saya ini.” Jawab Nyi Ratu dengan lembut bernada tegas.
“Hahahaha, dirimu
masih saja suka berlagak polos, kau seharusnya sudah tahu maksud kedatanganku
kemari dari tamu-tamu yang datang lebih dahulu.”
“Aah, jadi seperti
itu, maksud Ki Guntur bertamu tengah malam seperti ini hanya untuk mengambil
barang yang bukan milikmu?” Jawab Nyi Ratu Sinis.
“Cih jangan
sombong kau Nyi Ratu, kita lihat saja yang layak mendapatkannya.”
Ki Guntur mulai
mengeluarkan aji-aji kesaktiannya, kilat dan petir menyambar-nyambar. Nyi ratu
diserang dengan cepat, hingga terpelanting ke dahan bambu.
Nyi Ratu Bangkit
dan balik menyerang dengan selendangnya, saling tangkis dan serang, tendangan
dan pukulan saling berbalas. Cepat bahkan sesekali gerakan terbang bermunculan.
Si Nyan, si Hitam,
dan si Kantil serasa menonton live drama kolosal, mereka menikmati tontonan itu
sambil bertaruh siapa yang akan menang.
Nyi Ratu berhasil
menjatuhkan Ki Guntur dengan serangan baliknya yang cukup membuat Ki Guntur
murka.
Sepertinya Ki
Guntur mulai kehilangan kesabaran, lalu duduk bermantra mengeluarkan aji-aji
pamungkasnya. Nyi Ratu yang paham akan aji-aji itu bersiap menangkalnya.
Diambilnya bunga
kantil beberapa, lalu disebarnya ke halaman, terbentuklah semacam perisai yang
melindungi rumahnya.
Nyi Ratu duduk
bersila membaca mantra-mantra untuk melawan ajian pamungkas Ki Guntur.
Langit malam yang
gelap dan pekat itu tiba-tiba dipenuhi kilat yang menyambar-nyambar, petir
bergelegaran, suaranya mirip letusan gunung. Semua kilat di langit malam itu
berkumpul menjadi satu ditelapak tangan Ki Guntur dan diarahkannya ke Nyi Ratu.
Nyi Ratu
mengeluarkan sinar merah dari kedua telapak tangannya beradu kuat dengan ajian
Ki Guntur.
Disaat kedua
tenaganya mulai memuncak, kujang Ki Galung terbang dengan sendirinya ke arah Ki
Guntur. Merasa senang Ki Guntur melepaskan tanganya yang sedang beradu kemudian
terbang hendak menangkap kujang.
Nyi Ratu yang
melihat itu langsung menyalurkan energinya kepada kujang Ki Galung, dalam
sekejap kujang itu malah menyerang Ki Guntur dan membuatnya tersungkur ke
tanah.
Ki Guntur bangkit
dengan tertatih, darah bercucuran dari mulutnya. Matanya mengutuk Nyi Ratu yang
berdiri memandanginya.
“Ki Guntur, kujang
itu sendiri yang akan memilih pemiliknya, bukan kita yang menentukan.” Tandas Nyi
Ratu lalu meninggalkan Ki Guntur sendirian yang terluka parah.
Ki Guntur yang
berang namun tak kuasa menahan sakit memutuskan untuk pergi.
“Kita akan bertemu
lagi Nyi Ratu, kau akan sampai pada keapesanmu seperti Raden Pasang itu
sumpahku!” Teriak Ki Guntur sebelum pergi.
Nyi Ratu tertegun
mendengar nama Raden Pasang disebut, baginya nama itu sama seperti kutukan yang
tak berkesudahan bagi hidupnya, yang mendatangkan lara nestapa yang membakar
jiwa raganya.
“Wah to be continued ieu lalakon.”
“Iya bersambung
nih, kasian Nyi Ratu sudah tujuh hari tujuh malam, ini malam kedelapan harus
terus melawan para pengincar kujang Ki Galung.” Sedih si Ntil
“Yah, mau
bagaimana lagi ini soal amanah guru kepada muridnya, yang harus dijaga.”
“Kamu bener Nyan,
ini soal amanah, tapi yang jaga amanah kini makin langka.” Keluh si Ntil lagi.
“Penjaga amanah
mah enggak langka Ntil banyak malahan, lihat saja tuh di medsos banyak yang
protes karena amanahnya cuma dijagain doang
tapi enggak dijalanin, betul apa betul?” Nyinyir si Hitam.
“Bahul!”
Tawa kembali pecah
ditengah mereka yang tak pernah bosan menertawakan apa saja yang mereka anggap
lucu.
Sementara itu, Nyi
Ratu terduduk menahan rasa sakit di dadanya, ia masih memikirkan wejangan Ki
Galung sebelum kepergiannya. Dimana ia bisa menemukan jawabannya, waktunya
semakin sempit dan musuh-musuh mulai berdatangan.
Sanggupkah ia
bertahan?
Bersambung
#tantangancerbung
#onedayonepost
#odopbatch5
#bismillahlulus
Jadi ikutan nyanyi ey, #bahaya :D
BalasHapusTrio Aji-Aji emang the best ya, pembicaraan mereka selalu sarat makna.
Ayo, Nyi Ratu kalahkan semua musuhmu ^_^
Hehehe, makasih mba Nia, hr minggu masih berkunjung ke sini,heheheh, semoga Nyi Ratu kuat, hehehehe, dapet salam dr trio aji-aji waduhhh 😂
BalasHapus