Rabu, 07 Februari 2018

Pria di Kedai Teh Part 3



Janik, sapaan akrab Manjanik, masih menatap ibunya tapi pikirannya menari-nari di alam lain. Sang ibu yang sudah selesai memberi bill dan kembalian menghampiri Janik.

Dikibaskan tangannya ke wajah Janik, tapi Janik masih tak bergeming. Baru setelah pundak Janik diguncang ia tersadar.

“ Ah iya Bu?” tanya Janik spontan.

“ Kamu ini kenapa melamun?” ibunya merasa heran.

“ Ah tidak apa-apa Bu, hanya iri saja sama ibu “ seloroh Janik.

“ Iri? Apa yang buat kamu iri sama Ibu?” tanya ibu Janik heran sambil melingkarkan tangannya ke pundak Janik.

“ Hmmm, Ibu cantik dan matang, mempesona, dan luar biasa “ jujur Janik sambil tersenyum

“ Kamu ini kenapa Janik? Tumben memuji Ibu, kenapa kamu ingin sesuatu?” selidik ibunya

“ Hehehe “ Janik pun tersenyum lebar.

“ Ya sudah nanti kita bicarakan ya, kamu gantikan  Ibu sebentar, Ibu mau ke belakang “.
Janik hanya mengangguk dan membiarkan Ibunya berlalu.

Janik berganti tempat duduk di belakang meja kasir. Tatapannya diarahkan ke meja no 13. Meja dan pengunjung no 13 terlihat sangat jelas dari sana.

Namun sayang bukan si pria tampan sejagat raya yang duduk di sana. Kini duduk seorang pria yang sedikit lebih tua darisi pria tampan. Penampilannya sederhana dan tampak formal saja. Hanya warna rambutnya yang kemerah-merahan yang tampak berbeda.

Sepertinya dia seorang ekspatriat. Bila dilihatt lebih teliti, pria itu sebenarnya juga tampan hanya saja lebih teduh, mungkin lebih tepatnya lebih berwibawa seperti seorang ayah yang kuat dan bijaksana.

Janik tersenyum sendiri memperhatikan pria meja no 13 itu. Mengapa dirinya selalu tertarik memperhatikan pengunjung meja no 13?  Janik juga heran, sudah ada dua pria matang-tidak yang ini masak benar- yang menarik perhatiannya.

Tiba-tiba pria masak itu berdiri dan menghampiri meja kasir. Janik setengah kaget dan gelagapan. Namun dia dengan cepat menguasai dirinya lagi, dan menghitung pesanannya.

“ 35000 rupiah “ ujar Janik.

Si pria masak itu mengeluarkan uang limapuluh ribuan. Janik menerimanya dan segera memberikan Bill dan uang kembalian.

“ Terimakasih, silahkan berkunjung lagi “ ucap Janik seraya melempar senyuman.

Si pria masak itu pun hanya mengangguk dan membalas senyuman Janik, lalu pergi keluar.

Wah matanya coklat terang,keren. Puji Janik dalam hati.

Saat sadar Janik melihat buku pria masak itu tertinggal. Janik dengan sigap mengambil bukunya dan berlari menyusul sang pemilik.

“ Tunggu Pak! Buku Anda tertinggal “ teriak Janik.

Si pria masak yang dipanggil pak itu berhenti dan menengok kea rah Janik.

“ Ah terimakasih Nak “ jawab si pria masak itu sambil tersenyum lalu pergi masuk kedalam mobilnya yang berwarna silver.

Ah seperti dejavu ucap Janik dalam hati.

Sudah dua orang penghuni meja no 13 yang tertinggal bukunya dan Janik yang mengembalikannya.

“ Hmmm, dejavu dejavu dejavu “  ujar janik lalu kembali ke dalam kedai.

Bersambung.

#onedayonepost

#odopbatch5

2 komentar:

  1. Wah, keren... Sudah bisa buat cerbung...
    Semangat, salam dari venus :)

    BalasHapus
  2. Terimakasih mba enika hyuya sdh berkunjung😁

    BalasHapus