Benda ini harus kamu
temukan!, caption pada pesan gambar ibu via whatsapp
Janik temukan benda
yang ibu kirimkan padamu ini. Berpikirlah dan temukan jawaban.
Jaga dirimu,
semua jawaban itu akan mempertemukan kita kembali jika ibu selamat.
Maaf membuatmu sulit
dan bingung, tapi ibu hanya berpikir itu yang terbaik bagimu sampai saatnya
tiba.
Cermatilah semua hal
dan jangan percaya pada siapapun yang hatimu tak menghendakinya.
Lukisan Suku Aztec dan Lelucon
Arsenik di kedai akan membantumu. Carilah bantuan karena kita diburu waktu.
Ibu menyayangimu, jaga
diri dan temukanlah jawaban maka kamu akan tahu sebuah hakikat.
Begitulah isi pesan whatsapp
ibu Janik selanjutnya.
Mata Janik mulai panas memikirkan ibunya yang kini mungkin
sedang dalam situasi berbahaya. Kepalanya mulai digerakan kesamping kanan kiri
depan dan belakang. Itulah kebiasaan Janik dalam mengatasi situasi yang menyulitkan
baginya.
Moli yang masih duduk di sampingnya memegang pundak Janik
menenangkan.
“Nik, ada apa?” tanya Moli pelan.
Janik mulai menguasai dirinya untuk tenang dan menatap Moli,
meski air mata sudah hampir jatuh di pelupuk mata.
“Aku harus ke kedai sekarang juga Mol.” Ujar Moli mantap
“Oh oke, ayo kita berangkat sekarang”
Janik memacu sepeda motornya bagai berlomba dengan angin. Bahkan
angin pun ingin dikalahkannya saat ini.
Posisi kedai memang cukup memakan waktu jika pakai kecepatan
standar dari rumah Moli, namun tidak kali ini.
Kedai yang masih terbuka bagian depanya terlihat jelas dari
luar, karena tak ada pagar tinggi yang menutup bagian depan kedai, semua begitu
lengang dan terbuka.
Janik dan Moli masuk tanpa melalui pintu hanya melompati
bagian dekorasi yang sengaja dibuat sebagai kamuflase bagian yang rusak.
Mata Janik langsung bergeriliya pada dinding-dinding tembok
kedai yang penuh dengan gambar dan aksesories tahun lampau. Hal itu menunjukan
identitas kedai yang bergaya retro.
Ia mencari lukisan suku Aztek dan lelucon arsenic yang
dimaksud ibunya dalam pesan whatsapp.
Ia pun menemukan lukisan suku Aztek tepat di dinding meja no 13 berada. Segera diturunkan
lukisan itu ke atas meja.
Janik mulai menatap lukisan itu dengan cermat mencoba
mencerna maksud dari lukisan itu. Moli yang datang dari kamar mandi
menghampirinya.
“Lukisan suku Aztek ini kenapa diturunkan Nik?”
“Di lukisan ini ada sebuah petunjuk Mol tapi aku belum
menemukannya, ah iya kamu tahu dimana tulisan lelucon soal arsenic yang di
pajang di kedai?”
“Oh yang itu, ya ampun Janik, kamu kan sering di kasir masa
enggak kelihatan, itu di dinding belakang meja kasir. Baru sebulan yang lalu Bu Bos yang memasangnya di situ” Tunjuk Moli diikuti mata
Janik yang tertuju kesana.
Janik segera bangkit membawa serta lelucon yang terbingkai
itu ke meja no 13.
Baru sebulan yang lalu lelucon ini dipasang, ibu rupanya sudah menyiapkan ini untuknya, begitulah pikir Janik.
Disandingkannya dua bingkai bergambar dan bertulisan itu dan
dicobanya untuk mencermati.
Janik belum bisa mencerna maksud dari lukisan suku Aztek yang
dilihatnya, di lukisan itu yang dapat dipahaminya hanya ada dua gambar manusia
dengan banyak ornament gambar di sekelilingnya dan tak dipahami Janik maksudnya
apa.
Lelucon Arsenik itu masih bisa sedikit dipahaminya karena
menggunakan bahasa inggris. Disitu tertulis bahwa arsenic digunakan oleh
seorang dokter sebagai obat diet dan kecantikan, dalam promosinya.
Apa hubungan lukisan
suku Aztek dengan arsenic? Jaman sekarang arsenik termasuk racun yang sangat
berbahaya dan mematikan. Apa mungkin maksudnya adalah dua orang di lukisan suku
Aztek ini akan berebut arsenic? Pikir Janik
Kebuntuan Janik terpecah saat Moli menunjukan hasilnya
berselancar di dunia maya tentang lukisan suku Aztec itu.
“Tunggu apa ini yang dimaksud dari lukisan suku Aztec ini
adalah Negara meksiko?” tanya Janik.
“Ya kalau hasil googling
sih sementara itu, lukisan suku aztek itu jadi dasar gambar elang memakan
ular dalam bendera Negara Meksiko.” jawab Moli.
“Ya itu mungkin saja, sampai kita bisa menemukan petunjuk
selanjutnya, Moli thank you,” ujar Janik dengan mimik muka yang tulus, Moli pun
tersenyum senang melihat sahabatnya meras terbantu.
Tiba-tiba terdengar suara yang terjatuh di bagian depan
kedai mengagetkan mereka. Moli dan Janik langsung berdiri namun tak lekas menuju sumber suara.
Janik terlebih dahulu memotret lukisan dan lelucon berbingkai
itu. Lalu mereka mengendap sampai ke depan, terlihat dari arah mereka ada
seorang pria memperhatikan kedai dan berusaha untuk masuk
Janik dan Moli langsung bersiaga menghadapi sesuatu yang
buruk sekalipun.
Si pria itu melangkahi dekorasi dan masuk ke dalam kedai, lalu
berjalan menuju meja no 13. Janik dan Moli yang sudah bersembunyi di balik meja
dan kursi kemudian mengintai pria itu dari belakang.
Sesaat pria itu tiba di meja no 13, Buukkkk! Satu pukulan
membuatnya ambruk seketika.Moli menutup mulutnya agar tak berteriak melihat Janik
memukul pria itu sampai pingsan.
Bersambung.
#onedayonepost
#odopbatch5
Mantap. Mantap.Mantap. Lanjut... ^_^
BalasHapusBunda makin keren aja... ;)
Berkahh 😆
BalasHapusSubhanallah ^^
BalasHapusLuar biasa tulisannya.
BalasHapushatur nuhun pisan teman teman ^_^
BalasHapus