Kamis, 22 Februari 2018

Pria di Kedai Teh Part 10



Apa kutinju saja kepala ini? Pikir Janik untuk menghentikan otaknya menuntut semua jawaban dari pertanyaan.

Lelah bergadang semalam membuka laptop dan berselancar di dunia maya mencari jawaban. Sialnya otaknya tak bisa berhenti bertanya dan meminta jawaban bahkan di waktu sarapan.

“Ini teh seraimu diminum dulu, wajah kusut begitu, berat amat sih mikirnya?” Moli meletakan teh serai yang disusul sepiring pisang goreng untuk sarapan.

Janik tak dapat menahan godaan pisang goreng hangat dan teh serai untuk masuk ke mulutnya. Dikunyahnya pisang goreng dengan lahap sambil sesekali menyeruput tehnya yang masih agak panas.

“Nik, subuh tadi ibuku telepon, katanya temannya Kak Lulu yang juga peneliti dan ahli botani masuk rumah sakit juga dengan kondisi yang sama” cerita Moli yang kini sudah duduk di samping Janik sambil memegang gelas berisi susu cokelat hangat.

Wah ngeri ya Mol, aku pikir profesi peneliti dan ahli botani itu hanya seputar meneliti tumbuh-tumbuhan ya, tapi berbahaya juga ternyata”

“Benar, aku juga pikir begitu” Moli menghela napas sebelum kembali menyeruput susu cokelatnya.

“Bukannya yang diteliti Kak Lulu itu bunga dahlia ya?” tanya Janik sambil mengusap bibirnya yang penuh minyak.

“Iya, emang kenapa?”

“Bunga Dahlia, tunggu dulu…” tiba-tiba saja Janik seperti mendapat petunjuk tentang sesuatu

“Apa?Kenapa?” Moli terkaget

“Moli please boleh ya aku lihat-lihat kamar Kak Lulu?” pinta Janik dengan mimic memelas

“I…iya boleh aja sih, tapi memangnya kamu mau cari apa di kamar Kak Lulu?” selidik Moli

“Cari jawaban Moli” jawab Janik sambil bangkit dari duduknya

“Kayak ujian aja cari jawaban, memang kamu udah mutusin berhenti cuti kuliah tahun ini?” Moli masih heran dan dijawab gelengan kepala sahabatnya itu.

“Ayo sekarang ke kamar Kak Lulu” paksa Janik

“Iya-iya, kamu ini suka enggak sabaran kalo cari jawaban” ujar Moli sambil mulai melangkah menuju kamar Kak Lulu.

Kamar bernuansa hijau lengkap dengan wallpaper pohon yang Janik tak tahu namanya apa. Dekorasinya sederhana, selayaknya kamar wanita pada umumnya, hanya saja dinding di depan meja kerjanya penuh dengan tempelan dan tulisan.

Tumpukan kertas tersusun rapi di meja kerja dan foto keluarga terpajang di sana. Janik langsung menghampiri tumpukan kertas itu dan mulai membaca isinya.

Moli malah asyik tiduran di kasur milik kakak semata wayangnya itu. Pikirannya melayang ke masa dimana ia dan kakaknya kerap bertukar pikiran di atas kasur itu. Rasa sedih mulai menelusup ke dalam hati hingga melelehkan air mata di pipi.

Nah ini dia!” seru Janik, membuat Mol bangkit dan mengusap air matanya.

“Apa? Kamu nemu jawabannya?”

Janik mengangguk dan menghampiri Moli kemudian duduk di sebelahnya.

“Ini dia jawabannya” tunjuk Janik pada sebuah kertas di tangannya.

“Apa ini?” Moli meraih kertasnya dan membacanya

“Inikan hanya artikel tentang Bunga dan perkembangan varietasnya, jawabannya dimana?”

“Andreas Dahl” jawab Janik mantap.

“Andreas Dahl? Maksudmu ahli botani yang mengembangkan varietas bunga dahlia, sebenarnya kamu ini cari jawaban apa sih?” Moli makin bingung

“Kamu ingat si pria berjas hitam yang kemarin tiba-tiba muncul di kedai dan bilang Laplander?” Janik mencoba membuat Moli mmengingat kejadian kemarin.

So?”

So, hasil googling semalam, Laplander adalah orang-orang yang mendiami wilayah Arktik di Semenanjung Skandinavia dan Anders Dahl adalah orang Swedia yang mengembangkan bunga dahlia, Swedia termasuk wilayah Skandinavia” papar Janik antusias.

“Moli masih bingung Janik, enggak ngerti maksudnya Janik, memangnya si pria berjas hitam itu mencari ahli botani dari Skandinavia?”

“Itu bisa jadi, tapi kita masih harus mencari jawaban yang lain” jawab Janik penuh misteri.
Moli masih belum bisa menangkap maksud Janik, dirinya masih diliputi kebingungan.

Maaf Mol, kamu pasti bingung karena kamu belum membaca buku catatan itu. Bunga Dahlia yang tergambar di cover buku milik si pria tambun dan isinya yang menyebutkan kata Laplander membuatku berpikir bahwa yang dicari si pria berjas hitam dan bermata nyaris emas itu adalah orang dari skandinavia dan boleh jadi ada hubungannya dengan bunga dahlia yang bisa jadi bermaksud bunga sihir dalam cerita dua rusa.

Kini aku mulai sedikit paham kaitan Laplander dengan rusa karena Laplander memelihara rusa kutub sebagai hewan ternaknya.

Petunjuk selanjutnya harus segera kutemukan.

Pikiran Janik terdistraksi oleh bunyi pesan dari handphone-nya. Dibukanya pesan yang datang. Matanya terbelalak membaca pesan yang datang.

“Ibu” ucapnya sambil bergetar.

Bersambung
#onedayonepost
#Odopbatch5

10 komentar:

  1. Waahhh seruu cerita dan ilmu pengetahuan alam nih heheh

    BalasHapus
  2. Wah bener2 misterius. Harus baca dari awal kalo gini. Untuk saran, seharusnyasebelum tanda petik ditutup, ada tanda titik atau koma. Selebihnya saya sukak

    BalasHapus
  3. oke siap, makasih krisannya. asyik ada yang mau baca ^_^

    BalasHapus
  4. Ide ceritanya luar biasa.
    Skala imajinasinya sudah sangat luas.
    Kereeeeeenn

    BalasHapus
  5. Keren mbaaak... bikin penasaran 😆😍

    BalasHapus