Apa kutinju saja kepala
ini? Pikir Janik
untuk menghentikan otaknya menuntut semua jawaban dari pertanyaan.
Lelah bergadang semalam membuka laptop dan berselancar di
dunia maya mencari jawaban. Sialnya otaknya tak bisa berhenti bertanya dan
meminta jawaban bahkan di waktu sarapan.
“Ini teh seraimu diminum dulu, wajah kusut begitu, berat amat
sih mikirnya?” Moli meletakan teh serai yang disusul sepiring pisang goreng
untuk sarapan.
Janik tak dapat menahan godaan pisang goreng hangat dan teh
serai untuk masuk ke mulutnya. Dikunyahnya pisang goreng dengan lahap sambil
sesekali menyeruput tehnya yang masih agak panas.
“Nik, subuh tadi ibuku telepon, katanya temannya Kak Lulu
yang juga peneliti dan ahli botani masuk rumah sakit juga dengan kondisi yang
sama” cerita Moli yang kini sudah duduk di samping Janik sambil memegang gelas
berisi susu cokelat hangat.
“Wah ngeri ya Mol, aku pikir profesi peneliti dan ahli botani
itu hanya seputar meneliti tumbuh-tumbuhan ya, tapi berbahaya juga ternyata”
“Benar, aku juga pikir begitu” Moli menghela napas sebelum
kembali menyeruput susu cokelatnya.
“Bukannya yang diteliti Kak Lulu itu bunga dahlia ya?” tanya
Janik sambil mengusap bibirnya yang penuh minyak.
“Iya, emang kenapa?”
“Bunga Dahlia, tunggu dulu…” tiba-tiba saja Janik seperti
mendapat petunjuk tentang sesuatu
“Apa?Kenapa?” Moli terkaget
“Moli please boleh
ya aku lihat-lihat kamar Kak Lulu?” pinta Janik dengan mimic memelas
“I…iya boleh aja sih,
tapi memangnya kamu mau cari apa di kamar Kak Lulu?” selidik Moli
“Cari jawaban Moli” jawab Janik sambil bangkit dari duduknya
“Kayak ujian aja
cari jawaban, memang kamu udah mutusin
berhenti cuti kuliah tahun ini?” Moli masih heran dan dijawab gelengan kepala
sahabatnya itu.
“Ayo sekarang ke kamar Kak Lulu” paksa Janik
“Iya-iya, kamu ini suka enggak sabaran kalo cari jawaban” ujar Moli sambil mulai melangkah menuju kamar
Kak Lulu.
Kamar bernuansa hijau lengkap dengan wallpaper pohon yang
Janik tak tahu namanya apa. Dekorasinya sederhana, selayaknya kamar wanita pada
umumnya, hanya saja dinding di depan meja kerjanya penuh dengan tempelan dan tulisan.
Tumpukan kertas tersusun rapi di meja kerja dan foto keluarga
terpajang di sana. Janik langsung menghampiri tumpukan kertas itu dan mulai
membaca isinya.
Moli malah asyik tiduran di kasur milik kakak semata
wayangnya itu. Pikirannya melayang ke masa dimana ia dan kakaknya kerap
bertukar pikiran di atas kasur itu. Rasa sedih mulai menelusup ke dalam hati
hingga melelehkan air mata di pipi.
“Nah ini dia!” seru Janik, membuat Mol bangkit dan mengusap
air matanya.
“Apa? Kamu nemu
jawabannya?”
Janik mengangguk dan menghampiri Moli kemudian duduk di
sebelahnya.
“Ini dia jawabannya” tunjuk Janik pada sebuah kertas di
tangannya.
“Apa ini?” Moli meraih kertasnya dan membacanya
“Inikan hanya artikel tentang Bunga dan perkembangan
varietasnya, jawabannya dimana?”
“Andreas Dahl” jawab Janik mantap.
“Andreas Dahl? Maksudmu ahli botani yang mengembangkan
varietas bunga dahlia, sebenarnya kamu ini cari jawaban apa sih?” Moli makin
bingung
“Kamu ingat si pria berjas hitam yang kemarin tiba-tiba
muncul di kedai dan bilang Laplander?”
Janik mencoba membuat Moli mmengingat kejadian kemarin.
“So?”
“So, hasil googling semalam, Laplander adalah orang-orang
yang mendiami wilayah Arktik di Semenanjung Skandinavia dan Anders Dahl adalah
orang Swedia yang mengembangkan bunga dahlia, Swedia termasuk wilayah
Skandinavia” papar Janik antusias.
“Moli masih bingung Janik, enggak ngerti maksudnya Janik,
memangnya si pria berjas hitam itu mencari ahli botani dari Skandinavia?”
“Itu bisa jadi, tapi kita masih harus mencari jawaban yang
lain” jawab Janik penuh misteri.
Moli masih belum bisa menangkap maksud Janik, dirinya masih
diliputi kebingungan.
Maaf Mol, kamu pasti
bingung karena kamu belum membaca buku catatan itu. Bunga Dahlia yang tergambar
di cover buku milik si pria tambun dan isinya yang menyebutkan kata Laplander membuatku
berpikir bahwa yang dicari si pria berjas hitam dan bermata nyaris emas itu
adalah orang dari skandinavia dan boleh jadi ada hubungannya dengan bunga
dahlia yang bisa jadi bermaksud bunga sihir dalam cerita dua rusa.
Kini aku mulai sedikit
paham kaitan Laplander dengan rusa karena Laplander memelihara rusa kutub
sebagai hewan ternaknya.
Petunjuk selanjutnya
harus segera kutemukan.
Pikiran Janik terdistraksi oleh bunyi pesan dari handphone-nya. Dibukanya pesan yang
datang. Matanya terbelalak membaca pesan yang datang.
“Ibu” ucapnya sambil bergetar.
Bersambung
#onedayonepost
#Odopbatch5
Waahhh seruu cerita dan ilmu pengetahuan alam nih heheh
BalasHapusasyik ada yang mau baca, makasih mba ^_^
HapusWah bener2 misterius. Harus baca dari awal kalo gini. Untuk saran, seharusnyasebelum tanda petik ditutup, ada tanda titik atau koma. Selebihnya saya sukak
BalasHapusoke siap, makasih krisannya. asyik ada yang mau baca ^_^
BalasHapusMakin keren... ^_^
BalasHapusmakasih mba Nia lope lope
HapusThema blognya euy 😅
BalasHapusIde ceritanya luar biasa.
BalasHapusSkala imajinasinya sudah sangat luas.
Kereeeeeenn
makasih banyak teman-teman ^_^
BalasHapusKeren mbaaak... bikin penasaran 😆😍
BalasHapus