Jumat, 02 Februari 2018

Layung



Hari ini Layung ada janji bertemu kawan-kawannya di padang rumput belakang bukit.

Janji itu sudah dibuat sejak dua hari yang lalu, berhubung kemarin hujan deras seharian. Jadilah hari ini pertemuan itu digelar.

Si Rumput yang menjadi tuan rumah kali ini. Menyambut Layung dengan ramah. Dijabatnya tangan Layung sambil bertukar salam.

Lalu duduklah Layung di tempat yang sudah disediakan tuan rumah sambil menunggu kawan lainnya yang datang.

" Si domba belum datang ?" Tanya Layung

" Mungkin dia akan terlambat, tuannya sakit pinggang, barangkali nanti yang mengantarnya orang suruhan tuannya"

" Hmm, begitu, tapi sungguh beruntung si domba punya pemilik yang baik dan mau merawatnya " ujar Layung

" Ya , dia memang beruntung memiliki tuan yang baik, tapi Tuanku jauh lebih baik " jawab si Rumput

" Ah, aku baru tahu kalau kau bertuan juga " Layung sedikit terkejut.

Si Rumput malah terkekeh mendengar Layung yang terkejut.

" Bukan hanya aku, tapi semua yang ada di alam jagat raya ini pasti ada tuannya, ada pemiliknya, kaulihat kotoran burung itu ?" Layung langsung menatap kotoran burung yang tercecer di atas batu.

" Apa hubungannya kotoran burung itu dengan bertuan atau tidak?" Tanya Layung penasaran

Si Rumput kembali terkekeh.

" Kotoran burung itu tak mungkin keluar dari batu, tapi pasti dari pemiliknya ya si burung itu " papar si Rumput

" Maksudmu kotoran saja ada pemiliknya, jadi semua yang ada di jagat raya ini ada pemiliknya?" Tanya Layung menegaskan.

" Benar, ternyata kau cedas juga" seru si Rumput.

" Lalu bagaimana aku mengenal pemilikku?" Layung kembali bertanya

" Tanya pada orang shaleh " jawab si domba yang baru saja datang.

" Ah, sudah datang rupanya kau domba" si Rumput menyalami si Domba dan mepersilahkannya bergabung.

" Dimana aku bisa menjumpai orang shaleh itu?" Tanya Layung tak sabar

" Tuanku selalu pergi setiap minggu ke kota seberang untuk mendengarkan nasihat orang shaleh itu" jawab Si Domba.

" Hmmm, itu berita bagus, ada baiknya kau bertanya pada tuannya si Domba, dimana tepatnya orang shaleh itu berada" usul si Rumput

" Benar, kau bisa ikut pulang bersamaku dengan alasan mengantarku, kebetulan aku pergi seorang diri ke sini " ujar si Domba.

" Nah, sebaiknya kalian bergegas pulang, awan hitam sudah menyeru akan datang, hujan akan kembali turun sebentar lagi"  kata si Rumput.

" Baiklah, kami pamit ya, sepulang aku bertemu dengan orang shaleh itu, kita bertemu lagi disini " pamit Layung, si Rumput pun hanya mengangguk dan tersenyum.

Bergegas Layung dan si Domba pulang ke tempat tuannya si Domba.

****
Seminggu berlalu, hujan sudah jarang-jarang mengguyur bumi.

Layung, si Rumput, dan si Domba kembali berkumpul.

" Kau benar Rumput, aku juga punya pemilik, bahkan pemilikmu, pemilik si domba, pemilik tuannya si domba, pemilik padang rumput ini, termasuk  si awan yang suka menghitam dan hujan yang senang membasahi bumi semua milik pemilikku, pemilik kita sama " papar Layung.

Si Rumput dan si Domba hanya terkekeh, Layung sadar bahwa dialah yang terlambat mengetahui pemiliknya daripada mereka.

" Pemilik kita punya nama yang indah agar kita bisa menyebutnya. Allah Subhanahuawataa'la itulah namaNya"

"Allah" tasbih si Rumput dan si Domba.

Hujan yang sudah jarang-jarang datang itu, tiba-tiba turun tak deras pun tak kecil.

" Air hujan ini termasuk rahmatNya, beruntunglah mahkluk yang mendapatkannya" ujar Layung

 Layung, si Rumput, dan si Domba membiarkan diri mereka terkena air hujan yang menyegarkan seraya tasbih kepada Yang Kuasa mereka gemakan.

Berharap rahmat Allah akan diterimanya.

 #onedayonepost
#odopbatch5

3 komentar:

  1. Subhanallah. Allahuakbar! Lagi, cerpennya bunda jempol, kembali mengingatkan diri.
    Terimakasih bunda cantik solehah ^_^

    BalasHapus
  2. alhamduliillah
    terimakasih mba Nia sudah sering berkunjung dan memberi energi positif buat bunda, membuat bunda bersemangat, semoga menjadi amalan shalih untuk mba nia, amin

    BalasHapus
  3. Thanks infonya http://bit.ly/2MHDqgH

    BalasHapus