Sabtu, 03 Februari 2018

Jealous : Ben



Ben merasakan dadanya panas dan sesak akhir-akhir ini. Apakah karena belum bisa rela berpisah dengan Kal?. Ben  begitu muram dan merasa tak  tenang menjalani hari-harinya.   

 Padahal putusnya Ben dan Kal berlangsung baik-baik. Bahkan Ben sendiri yang mengatakan bahwa tak  ada yang perlu dimaafkan, putus itu perkara biasa dalam sebuah hubungan yang masih dangkal.

Ya dangkal, Ben sendiri menyebut pacaran itu hubungan dangkal. Karena buat Ben yang anti komitmen jangka panjang dan cepat bosan, hubungan dangkal menjadi solusi pengusir rasa sepi.

Kadang Ben menjalin hubungan dangkal itu semata-mata untuk ajang eksistensi. Siapa yang paling mahir menaklukan hati wanita, yang bisa memenangkan hati kembang kampus, bahkan taruhan uang bulanan. 

Ya , semua hanya untuk kesenangan semata.

Bagi Ben rasa cinta itu akan cepat pudar, karena manusia itu makhluk rapuh tak sempurna tapi terobsesi pada kesempurnaan. Maka jika mencari kesempurnaan pada diri manusia niscaya kecewa yang akan di dapat.

Bisa dihitung jari ketika Ben menjalin hubungan dangkalnya dengan gadis yang benar-benar disukainya, dan itu semua selalu berakhir dengan kata putus. Ben tak pernah merasa sedih berkepanjangan apalagi terpuruk. Tidak akan pernah Ben menderita karena hubungan dangkalnya.

Setiap kisah perjumpaan pasti ada kisah perpisahan didalamnya begitulah Ben menganggap setiap hubungan dangkalnya yang berakhir. Lalu ia akan menjalankan hidup seperti biasanya. 

Tak hanya satu kupu-kupu yang hinggap dalam sebuah taman bahkan akan ada kupu-kupu yang jauh lebih indah hinggap disana. Begitulah mantra yang diucapkannya ketika memulai hari.

Namun mantra itu tak ampuh kali ini, Ben merasa gelisah setiap kali ia memulai harinya. Ini tak pernah dirasakannya. Peraaan sesak dan panas selalu terasa didadanya karena seekor kupu-kupu.

Apakah Ben sakit?

Tidak , Ben tidak punya riwayat sakit jantung ataupun yang lainnya. Lagipula kondisinya saat ini baru terjadi seminggu setelah ia putus dengan Kal.

Ya , Kal gadis cantik yang sederhana, cerdas, penyayang, dan yang paling penting Ben merasa sangat amat nyaman bersamanya. Hari-hari yang mereka lalui bersama terasa begitu indah, nyaris tanpa konflik kekanak-kanakan yang sering mewarnai hubungan dangkalnya yang lain.

Hingga seminggu yang lalu Kal meminta putus setelah tiga bulan bersama Ben. Ben saat itu tampak biasa saja dan mengamini permintaan Kal untuk putus tanpa meminta penjelasan. Bak orang bijak bahkan Ben berujar bahwa Kal tidak perlu merasa tak enak ketika meminta putus darinya.

Tak ada yang perlu dimaafkan dari kandasnya hubungan mereka. Tak lupa Ben mendoakan Kal agar Kal memperoleh semua kebaikan yang bisa alam jagat ini beri. Kal pun tersenyum meninggalkan Ben. Senyuman yang membuat hati Ben menghangat dan mendingin.

Kini mata Ben masih tertuju pada Kal dengan tatapan yang nanar. Gadis itu berada di serambi masjid. Sosok Kal dapat terlihat jelas dari tempat Ben sekarang berada, kantin masjid. Tempat Ben dan Kal biasa makan makanan favorite mereka gado-gado.

Seminggu sudah Ben mengintai Kal dengan perasaan terbakar di dada. Tatapan nanar pun tak pelak dilayangkan pada Kal meski gadis itu tak mengetahuinya.

Kal gadis berambut panjang, hitam nan legam kini menutupi seluruh mahkotanya itu dengan kain kerudung panjang menutupi dadanya bahkan hingga ke perut. Ah kerudung itu membuat dada Ben terasa panas dan sesak

Kal gadis cantik dengan badan tinggi semampai yang elok kini bentuknya bahkan tak terlihat lagi. Tertutup oleh baju kurung entah apa namanya, Ben sendiri tak tahu nama pakaian yang dipakai Kal sekarang.

Biasanya gadis itu bila bersama Ben selalu memakai atasan feminim keluaran salah satu brand ternama dipadu celana jeans dan sepasang sneaker putih kesukaannya. Hanya sneaker putihnya saja yang masih sama dipakainya.

Pakaian kurung dan sneaker itu juga membuat dada Ben terasa panas dan sesak. Apa ini? Tanya  Ben dalam hati. Perasaan apakah ini? Ben belum bisa menjawabnya. Apa tepatnya perasaan ini dinamai?. 

Cemburukah Ben pada Kal?.

Tapi apa alasan Ben untuk cemburu pada Kal sedangkan Kal kini seorang diri tak ada satupun satelit yang mengitarinya. Ben-lah satelit terakhir Kal sampai mereka putus.

Ben pun mulai merenungi perasaannya saat ini. Dia bertanya pada lubuk hatinya yang terdalam.

Apa maumu Ben? Desisnya dalam hati.

Tanyanya sendiri menelisik hingga hati sanubari terdalamnya. Hingga Ben tertegun sejenak.

Ya, aku selalu menyembunyikan ini bahkan mengelakannya ujar Ben dalam hati.

Aku cemburu dengan kerudungmu Kal karena kini dia yang melindungi mahkotamu bukan jaket denim belelku lagi

Aku cemburu pada baju kurungmu itu karena dia yang kini melindungi kamu dari dingin dan panasnya tatapan para lelaki yang nyinyir terhadapku, bahkan dia melindungimu jauh lebih baik daripada aku, dia membuatmu terlihat berkelas sekaligus terhormat.

Ah, si Sneaker dulu dia partner berjalan denganmu kini dia jadi musuh bersama bagiku dan sneaker hitamku. Karna dia masih bisa berjalan beriringan denganmu disetiap langkahmu.

Tahukah kamu Kal, sesungguhnya dibalik  doaku padamu hari itu, aku berharap kamu akan kembali padaku dan berkata kau tak kuat menahan rasa rindu.

Berharap apa yang kau temukan adalah rasa sepi dan kesedihan ketika berpisah dariku.

Namun betapa aku cemburu berat melihat kenyataan.

Kamu bahagia tanpaku, Kal.

Kamu tampak damai tanpaku.

Kamu tenang dengan jalanmu yang baru.

Aku iri Kal, aku cemburu pada caramu bahagia.

Aku tak pernah merasakannya dan aku ingin,

Doakan aku Kal agar cemburuku ini tak cepat hilang hingga aku bisa merasakan tenang, damai, dan bahagia dijalan yang kau tempuh itu.

Merasa sudah bisa mengatasi perasaan sesaknya yang makin sesak, entah sesak apalagi ini, namun Ben merasa ia akan melalui sebuah fase kehidupan yang belum penah ia jalani. Seperti prinsipnya setiap kisah perjumpaan pasti ada kisah perpisahan.

Maka itu pun berlaku bagi fase hidupnya, ada fase perjumpaan dan fase perpisahan berpindah pada fase berikutnya yang akan Ben mulai dari rasa cemburunya.

#onedayonepost
#odopbatch5

2 komentar:

  1. Kereeennn... bunda keren banget sih, saya suka, saya suka ^_^
    jangan pernah berhenti menulis ya bunda...

    BalasHapus