Ben merasakan dadanya
panas dan sesak akhir-akhir ini. Apakah karena belum bisa rela berpisah dengan
Kal?. Ben begitu muram dan merasa
tak tenang menjalani hari-harinya.
Padahal putusnya Ben dan Kal berlangsung
baik-baik. Bahkan Ben sendiri yang mengatakan bahwa tak ada yang perlu dimaafkan, putus itu perkara
biasa dalam sebuah hubungan yang masih dangkal.
Ya dangkal, Ben sendiri
menyebut pacaran itu hubungan dangkal. Karena buat Ben yang anti komitmen
jangka panjang dan cepat bosan, hubungan dangkal menjadi solusi pengusir rasa
sepi.
Kadang Ben menjalin
hubungan dangkal itu semata-mata untuk ajang eksistensi. Siapa yang paling
mahir menaklukan hati wanita, yang bisa memenangkan hati kembang kampus, bahkan
taruhan uang bulanan.
Ya , semua hanya untuk kesenangan semata.
Bagi Ben rasa cinta itu
akan cepat pudar, karena manusia itu makhluk rapuh tak sempurna tapi terobsesi
pada kesempurnaan. Maka jika mencari kesempurnaan pada diri manusia niscaya
kecewa yang akan di dapat.
Bisa dihitung jari ketika
Ben menjalin hubungan dangkalnya dengan gadis yang benar-benar disukainya, dan
itu semua selalu berakhir dengan kata putus. Ben tak pernah merasa sedih
berkepanjangan apalagi terpuruk. Tidak akan pernah Ben menderita karena
hubungan dangkalnya.
Setiap kisah perjumpaan
pasti ada kisah perpisahan didalamnya begitulah Ben menganggap setiap hubungan
dangkalnya yang berakhir. Lalu ia akan menjalankan hidup seperti biasanya.
Tak hanya satu kupu-kupu yang hinggap dalam sebuah taman bahkan akan ada kupu-kupu yang jauh lebih indah hinggap disana. Begitulah mantra yang diucapkannya
ketika memulai hari.
Namun mantra itu tak
ampuh kali ini, Ben merasa gelisah setiap kali ia memulai harinya. Ini tak
pernah dirasakannya. Peraaan sesak dan panas selalu terasa didadanya karena seekor kupu-kupu.
Apakah Ben sakit?
Tidak , Ben tidak punya
riwayat sakit jantung ataupun yang lainnya. Lagipula kondisinya saat ini baru
terjadi seminggu setelah ia putus dengan Kal.
Ya , Kal gadis cantik
yang sederhana, cerdas, penyayang, dan yang paling penting Ben merasa sangat
amat nyaman bersamanya. Hari-hari yang mereka lalui bersama terasa begitu
indah, nyaris tanpa konflik kekanak-kanakan yang sering mewarnai hubungan
dangkalnya yang lain.
Hingga seminggu yang
lalu Kal meminta putus setelah tiga bulan bersama Ben. Ben saat itu tampak
biasa saja dan mengamini permintaan Kal untuk putus tanpa meminta penjelasan. Bak
orang bijak bahkan Ben berujar bahwa Kal tidak perlu merasa tak enak ketika meminta
putus darinya.
Tak ada yang perlu
dimaafkan dari kandasnya hubungan mereka. Tak lupa Ben mendoakan Kal agar Kal
memperoleh semua kebaikan yang bisa alam jagat ini beri. Kal pun tersenyum
meninggalkan Ben. Senyuman yang membuat hati Ben menghangat dan mendingin.
Kini mata Ben masih
tertuju pada Kal dengan tatapan yang nanar. Gadis itu berada di serambi masjid.
Sosok Kal dapat terlihat jelas dari tempat Ben sekarang berada, kantin masjid. Tempat
Ben dan Kal biasa makan makanan favorite mereka
gado-gado.
Seminggu sudah Ben
mengintai Kal dengan perasaan terbakar di dada. Tatapan nanar pun tak pelak
dilayangkan pada Kal meski gadis itu tak mengetahuinya.
Kal gadis berambut
panjang, hitam nan legam kini menutupi seluruh mahkotanya itu dengan kain
kerudung panjang menutupi dadanya bahkan hingga ke perut. Ah kerudung itu
membuat dada Ben terasa panas dan sesak
Kal gadis cantik dengan
badan tinggi semampai yang elok kini bentuknya bahkan tak terlihat lagi. Tertutup
oleh baju kurung entah apa namanya, Ben sendiri tak tahu nama pakaian yang
dipakai Kal sekarang.
Biasanya gadis itu bila
bersama Ben selalu memakai atasan feminim keluaran salah satu brand ternama dipadu celana jeans dan sepasang sneaker putih kesukaannya. Hanya sneaker putihnya saja yang masih sama dipakainya.
Pakaian kurung dan sneaker itu juga membuat dada Ben terasa
panas dan sesak. Apa ini? Tanya Ben dalam hati. Perasaan apakah ini? Ben belum
bisa menjawabnya. Apa tepatnya perasaan ini dinamai?.
Cemburukah Ben pada Kal?.
Tapi apa alasan Ben
untuk cemburu pada Kal sedangkan Kal kini seorang diri tak ada satupun satelit
yang mengitarinya. Ben-lah satelit terakhir Kal sampai mereka putus.
Ben pun mulai merenungi
perasaannya saat ini. Dia bertanya pada lubuk hatinya yang terdalam.
Apa
maumu Ben? Desisnya dalam hati.
Tanyanya sendiri
menelisik hingga hati sanubari terdalamnya. Hingga Ben tertegun sejenak.
Ya,
aku selalu menyembunyikan ini bahkan mengelakannya ujar
Ben dalam hati.
Aku
cemburu dengan kerudungmu Kal karena kini dia yang melindungi mahkotamu bukan
jaket denim belelku lagi
Aku
cemburu pada baju kurungmu itu karena dia yang kini melindungi kamu dari dingin
dan panasnya tatapan para lelaki yang nyinyir terhadapku, bahkan dia
melindungimu jauh lebih baik daripada aku, dia membuatmu terlihat berkelas
sekaligus terhormat.
Ah,
si Sneaker dulu dia partner berjalan denganmu kini dia jadi musuh bersama
bagiku dan sneaker hitamku. Karna dia masih bisa berjalan beriringan denganmu disetiap
langkahmu.
Tahukah
kamu Kal, sesungguhnya dibalik doaku
padamu hari itu, aku berharap kamu akan kembali padaku dan berkata kau tak kuat
menahan rasa rindu.
Berharap
apa yang kau temukan adalah rasa sepi dan kesedihan ketika berpisah dariku.
Namun
betapa aku cemburu berat melihat kenyataan.
Kamu
bahagia tanpaku, Kal.
Kamu
tampak damai tanpaku.
Kamu
tenang dengan jalanmu yang baru.
Aku
iri Kal, aku cemburu pada caramu bahagia.
Aku
tak pernah merasakannya dan aku ingin,
Doakan
aku Kal agar cemburuku ini tak cepat hilang hingga aku bisa merasakan tenang,
damai, dan bahagia dijalan yang kau tempuh itu.
Merasa sudah bisa
mengatasi perasaan sesaknya yang makin sesak, entah sesak apalagi ini, namun
Ben merasa ia akan melalui sebuah fase kehidupan yang belum penah ia jalani. Seperti
prinsipnya setiap kisah perjumpaan pasti ada kisah perpisahan.
Maka itu pun berlaku
bagi fase hidupnya, ada fase perjumpaan dan fase perpisahan berpindah pada fase
berikutnya yang akan Ben mulai dari rasa cemburunya.
#onedayonepost
#odopbatch5
Kereeennn... bunda keren banget sih, saya suka, saya suka ^_^
BalasHapusjangan pernah berhenti menulis ya bunda...
hehehe, alhamdulillah terimakasih Nia ^_^
Hapus