Hari menjelang sore, Diana keluar kamar setelah shalat ashar.
Hatinya tersenyum mengingat bagaimana cerita miliknya hilang waktu itu.
Kejadian tiga tahun silam itu membuatnya merasa jadi
pahlawan, itu juga yang memotivasi dirinya memasuki ekskul taekwondo di sekolah. Buku cerita itu ia gunakan untuk
menimpuk preman yang sedang memeras seseorang.
Diana tak sempat melihat orang itu, karena dirinya malah
balik dikejar si preman. Beruntung lokasinya tak jauh dari sekolah, Diana pun
ditolong oleh satpam sekolah. Kejadian waktu itu membuatnya menjadi pemberani.
Mengingat masa lalu membuat perasaan Diana menjadi lebih
baik. Namun, dia tak pernah tahu bahwa badai bisa melanda kehidupan kapan dan
dimana saja.
Baru saja Diana merasa senang, begitu tangga terakhir
dilaluinya, sudah berdiri seorang wanita yang cantik dan super stylish.
“ Oh jadi ini istri Bara yang baru?” tanya wanita itu dengan
nada dan tatapan sinis. Diana kaget bukan kepalang, Ia sama sekali tak mengenal
wanita itu.
“ Kamu pasti tidak tahu siapa saya kan?” tanya wanita itu,
Diana hanya menggeleng sebagai jawaban.
“ Saya Ane, istri Bara yang pertama, kamu sudah bertemu istri
yang lain?”
Mendengar itu sontak Diana menutup mulutnya dengan tangan
tanda kaget lalu kembali menggeleng.
“ Oke, lalu kamu itu…” tanya wanita itu sambil menunjuk Diana
“ Sa…saya Diana, saya istri Pak Bara tapi tidak tahu nomor
keberapa” jawab Diana polos
“ Hahahahhaa” wanita itu malah tertawa terbahak-bahak
mendengar jawaban Diana.
Lagi-lagi Diana hanya bisa bingung dan diam.
“ Bara! Bara kamu dimana? Cepat keluar “ teriak wanita itu
setelah berhenti tertawa.
Tak lama Bara muncul dari tangga yang lainnya.
“Ada apa teriak-teriak kebiasaan jelek masih saja tidak
hilang “ ujar Bara santai.
Tungu jadi benar Mba
Ane ini istrinya Pak Bara? Tanya Diana dalam hati, mukanya tampak pucat karena syok.
Bara pun kini berada diantara Diana dan Ane.
“ Hmm, kamu juga sama sudah jadi single lagi tetap saja
jahilin orang “ jawab Bara santai
Diana satu-satunya pihak yang bingung dengan situasi
sekarang.
“ Dia mengaku jadi siapa kali ini?” tanya Bara sambil menatap
Diana yang bingung.
“ Istrinya Pak Bara yang pertama “ jawab Diana polos.
Bara langsung memelototi Ane, yang dipelototi malah tersenyum
jahil.
“ Dia Ane kakak perempuan saya, dia memang tidak hadir di
pernikahan karena sok sibuk kerja di
luar negeri dan hobinya jahilin orang
“ jelas Bara singkat lalu berlalu ke
ruang tamu.
Diana yang masih mematung digeret
Ane menuju ruang tamu.
Di ruang tamu Ane duduk dalam satu sofa dengan Diana, Bara
memilih sofa yang lainnya.
“ Bar, aku lebih suka dia daripada kakaknya yang kabur itu “
ujar Ane spontan.
Bara menatap Diana khawatir gadis itu akan tersinggung,
alih-alih tersinggung raut wajah Diana terkesan datar saja.
“ Hmm” jawab Bara.
“ Dia juga lucu dan polos, dan dia pastilah anak gadis yang
baik dan bertanggung jawab, jika tidak semalam dia sudah kabur dari rumah ini “
Diana bingung harus bicara apa pada kakak iparnya itu, dia
hanya diam dan tertunduk
Sedangkan Bara tersenyum lebar mendengar komentar kakaknya
tentang Diana.
“ Ya, aku memang beruntung lagipula lelaki yang baik pasti
mendapat wanita yang baik pula kan?” jawab Bara kemudian.
Deg ! jantung Diana mulai berdebar tak beraturan.
Jadi Pak Bara tidak
kecewa menikahiku? Apakah aku tidak dianggap hanya penambal malu keluarganya? Apa
aku boleh berharap pada pernikahan dadakanku ini? Tanya Diana dalam hati
“ Hey Diana, apa kamu syok karena candaanku ?” tanya Ane
tiba-tiba, Diana mengangkat wajahnya segera melihat kearah Ane dan menggeleng.
“ Hmm,kalau begitu buatkan aku teh dan kudapan bisa? Aku lapar
ingin nyemil “ pinta Ane, tanpa
menunggu lagi Diana langsung pergi ke dapur meniggalkan dua bersaudara itu.
“ Dia benar-benar polos Bara, aku jadi merasa kasihan dengan
dia, menikah di usia semuda itu pasti berat, dia juga harus menunda
cita-citanya “ Ane memulai lagi
percakapan.
“ Aku tahu, tapi janji tetaplah janji selalu harus ditepati,
hanya dia pengganti Reina yang sudah bisa aku nikahi, tapi aku malah bersyukur
bisa menikah dengannya”
“Ah, aku tahu kamu diam-diam suka padanya ya bukan pada
Reina?” selidik Ane
“ Ah, lebih tepatnya aku sudah menyukainya sejak dia amat
belia, dia itu gadis yang ingn aku temui selama 6 tahun ini “ ungkap Bara.
“ Wah, so sweet kamu, lalu apa dia tahu?”
Bara hanya menggeleng.
“ Bodoh kamu, kamu harus bilang padanya agar dia tahu” saran
Ane
“ Ya mungkin pelan-pelan “ Bara sudah memikirkannya
“ Aku bisa menebak apa isi kepala gadis itu, dia pasti
menganggap dirinya hanya dianggap pengganti kakaknya dimatamu “ ucap Ane yakin.
“ Kamu tahu kan aku sangat ahli dalam menilai dan menelisik
pikiran orang?” ujar Ane sedikit
berbangga.
Bara pun mengangguk mengamini.
Diana yang sejak tadi ternyata ada dibalik pintu yang terbuka
mendengar percakapan kedua bersaudara itu. Perasaannya campur aduk tak karuan,
tapi satu hal yang pasti ini bukan mimpi buruk, tapi dirinya bisa mewujudkan
mimpi indah.
Selesai
#onedayonepost
#odopbatch5
eh, udah selesai aja nih..salam kenal
BalasHapushehehe part 1 daan 2 nya sudah dibaca kah? hehehe, iya saya pendekin sampai sini dulu ceritanya, makasih sudah mampir
BalasHapus