Trio Aji-Aji Bagian 2

sumber gambar : B-one/google

“Pengasihan Nyi Ratu.” Jawab seorang wanita berbaju merah menyala.

Nyi Ratu kemudian mangguk-mangguk, asap dari bakaran kemenyan pun mulai mengepul, mantra-mantra mulai dibaca, bunga cempaka putih mulai dimasukan ke dalam wadah berisi air.

Menarilah si cempaka dengan sendirinya berputar mengitari lantai dansa yang bening dan dingin. 

Suasana ruangan yang remang-remang mulai mmbuat bulu kuduk berdiri.

Lama sekali Nyi Ratu membaca mantra sambil sesekali menutup mata. Si pasien wanita yang berambut panjang dan berparas cantik lengkap dengan make up flawlessnya yang mahal menunggu dengan setia.

Sesekali mata wanita itu melihat sekeliling dan menunduk ke bawah, terlihat ada keraguan dan sedikit rasa takut di dirinya.

Nyi Ratu yang sudah selesai membaca mantra membawa wanita itu ke belakang untuk mandi dengan air bunga cempaka putih yang sudah dibubuhi mantra.

“Ada yang krisis percaya diri nih, heuheuy deudeuh!”  Si Hitam yang masih utuh di meja memulai nyinyirannya.

“Krisis percaya diri apa krisis keuangan?” Timpal si Nyan yang aromanya masih sangat kuat di ruangan.

“Krisis pe-de atuh, masa sudah cantik begitu masih perlu aji-aji pengasihan?”

“Hahaha, cantiknya pake dempul, palsu! Coba saja kalau make up mahalnya dihapus, ane enggak jamin tuh perempuan masih cantik.” Asapnya kini membentuk seringai.

“Tah eta! Sudah pakai make up mahal, masih juga datang ke Nyi Ratu, apa namanya kalau bukan krisis pe-de?!” Tandas si Hitam.

“Kalau menurut ane sih, itu bukan karena dia krisis pe-de tapi krisis keuangan, kalau enggak, dia kagak bakal datang ke Nyi Ratu buat tampil cantik dan memikat, tapi ke klinik aestetik, atau bayar make up artis bahkan operasi plastik ke luar negeri.”

Ucapan si Nyan membuat si hitam terbahak-bahak mendengarnya.

“Yah, apa atuh yang enggak mahal jaman now, kebutuhan pokok mahal, listrik mahal, alat dempul sama perawatan kecantikan perempuan juga ikutan mahal, betul apa betul?”

“Eits, ente jangan salah, masih ada yang murah jaman now.” Sanggah si Nyan yang asapnya mulai menipis.

“Iman dan dosa! Hahahaha.” Ucap mereka berbarengan yang disusul tawa membahana memecah seisi ruangan. Terpingkal-pingkal mereka tertawa hingga Nyi Ratu kembali bersama si pasien.

“Nah ini, silahkan dibekal.” Ucap Nyi Ratu memberikan sebuah bungkusan putih berisi bunga  cempaka putih yang diterima dengan wajah yang sumringah.

“Terimakasih Nyi Ratu.” Ucapnya kemudian pamit meninggalkan ruangan.

Nyi Ratu mengangguk dan tersenyum, bunga cempaka sisa mandi perempuan itu disimpannya kembali ke dalam wadah berisi air. Wajah Nyi Ratu tampak lelah, dibiarkannya meja prakteknya berantakan tidak seperti biasa.

“Gito! Bereskan meja.” Teriaknya lalu pergi.

Bunga cempaka putih alias si Kantil membunyikan suara gemericik di wadah.

“What’s happen aya naon Ntil?” tanya si Hitam penasaran.

“Tadi waktu juragannya Nyi Ratu datang, Ia agak marah, katanya sapi sama ayam hitamnya kurang.” Jelas si Kantil.

“Wah, ternyata Nyi Ratu bisa krisis keuangan juga Nyan.” Ujar si Hitam.

“LoL, hahahaha.” Jawab si Nyan singkat dan disusul tawa kedua temannya.

Bersambung 

kosakata:

tah eta : nah itu

aya naon: ada apa

heuheuy deudeuh: aduh kasihan

atuh: dong

#tantangancerbung

#Bismillahlulus

#onedayonepost

#odopbatch5