sumber gambar:britishmuseumonlinesho.org
“Mangga semuanya
langsung saja masuk ke dalam, tempatnya sudah tersedia, shaf perempuan dan anak
di sebelah kiri, buat para lelaki di sebelah kanan.” Gito mempersilahkan para
tamu undangan untuk memasuki tempat pengajiannya.
“Wah ini sih tamu
terbanyak yang datang ke temapt Nyi Ratu sepanjang beliau buka praktek.” Si Ntil
yang tersusun rapi diantara hiasan bunga yang digantung di dinding kayu.
“Betul, harusnya
ini teh masuk buku rekor dunia, hehehe.” Si Hitam yang kini memiliki
banyak anak buah berjejer rapi bak pasukan yang siap bertempur.
“Ane rasa ini yang
namanya berkah dari jawaban ‘siapa kamu?’” Si Nyan yang kini dipajang di
tembikar yang lebih besar menyebarkan wewangian yang menyegarkan.
“Benar kamu Nyan,
kita juga termasuk yang dapat berkahnya, setelah kita melanglangbuana mencari
jati diri sesuai petunjuk dari Mbah google, akhirnya kita tetap kembali ke
sini.” Ungkap si Ntil.
“Betul pisan Ntil, saya teh merasakan hal yang sama, setelah tahu bahwa saya bukan hanya
sekedar sesaji yang menjadi sarana ilmu kanuragan, bungah pisan. Ternyata teh
saya banyak manfaatnya. Bahkan yang bikin surprise
pisan teh jumlah penggemar yang banyaknya nyaingin pengikut mbah google,
saya jadi percaya diri dan tidak merasa remeh lagi.” Si Hitam terdengar sangat
gembira.
“Ane juga seneng bukan kepalang, kagak
nyangka kalo nenek moyang ane asalnya
dari negeri arab beneran yang hobinya travelling
ke berbagai penjuru dunia. Ane ternyata
banyak gunanya juga di industri obat-obatan dan kecantikan. Ane juga bisa hidup di lahan apa aja.
Yah meskipun telat tahu dan nyadarnya, tapi lenih baik terlambat daripada
enggak tahu sama sekali.”
Tamu-tamu mulai
memadati rumah Nyi Ratu yang telah berubah menjadi Tajug Al-Huda. Anak-anak
duduk rapi bersama barsan ibu-ibu, dan mulai meminum teh manis yang
dihidangkan. Para lelaki asyik bercakap-cakap sambil sesekali menyeruput kopi
hitam yang manisnya pas dilidah.
“Tapi alasan apa
yang membawa kalian pulang ke tempat Nyi Ratu lagi?” Tanya si Hitam tiba-tiba.
“Kalau saya sih,
bosan di pabrik kosmetik, yang dilihat cuma mesin penyulingan sama orang-orang
pakai baju putih, bermasker, pakai kacamata, jarang bicara, bosanin banget,
kalau di sini ka nada kalian, saya juga bisa melihat aneka ragam manusia,
hiburan, hehehe, kalau kamu Nya?”
Asap kemenyan
membentuk senyuman yang lebar menandakan bahagia, “ yah, kurang lebih sama
seperti si Ntil, lagian ane kepikiran
nyari jati diri ya dari sini, jadi ini tempat keramat buat ane, nah ente
sendiri kenapa balik kesini Tam?”
Si Hitam pun
mengukir senyum, “kalau saya mah sebenarnya
senang keliling ke satu empat ke tempat lain dimana varietas saya berada, hanya
saja saya merasa hampa ditengah-tengah kesenangan, saya kangen kalian, soulmate seperjuangan, heuheuy.”
Mereka pun tertawa
seperti dimasa sebelumnya, melepaskan rindu setelah hampir satu tahun kepergian
Nyi Ratu.
Rumah yang dulu
penuh aura mistis kini tampak bercahaya, setelah berubah menjadi ibadah dan
mengkaji ilmu agama yang dikelola Kinanti dan ajudan setianya Gito.
“Eh liat ada yang
nyasar.” Tunjuk si Ntil tiba-tiba, mengalihkan perhatian kedua temannya yang
sedang asyik menatap para tamu.
“Eh, dia teh si pasien krisis keuangan kan? Mau ngapain dia di sini? Apa dia belum tahu
kalau Nyi Ratu sudah tiada?”
Seorang bapak dan
kedua anaknya yang baru saja tiba terkaget melihat rumah Nyi Ratu berubah jadi
tempat pengajian, dan hendak meninggalkan tempat namun dihalangi Gito yang
memaksa mereka mengikuti pengajian. Bapak itu tampak marah-marah lalu memaksa
kedua anaknya pergi.
“Hahaha, mau kabur mereka, dasar cemen.” Ejek si Ntil
“Hmmm, diiajak taubat bukannya merapat
malah maen damprat, apa mau nunggu
melarat atau sekarat? Keburu telat, hahahaha.” Tambah si Nyan.
“Makanya taubat
sebelum terlambat,betul apa betul?”
Tawa kembali pecah
diantara mereka, menambah keriuhan di tengah para tamu yang masih setia
menunggu penceramah tiba di tempat.
Selesai.
Tajug =
Langar/mushala dalam bahasa sunda.
Pisan= sangat
dalam bahasa sunda.
Bungah= senang
dalam bahasa sunda
Manga= silahkan dalam bahasa sunda
#onedayonepost
#odopbatch5
#bismillahlulus
Keren ey, kopdar, boleh atuh ikut ;-)
BalasHapus"hayu atuh neng Nia gabung saja sama kami, makanya turun ke bumi jangan di mars aja, hehehe." ucap si Hitam.
BalasHapus